Saturday, January 30, 2010

Phuket

Berawal dari adanya promosi Air Asia pada bukaan baru (bukaan berapa ya) rute Phuket, tercetuslah ide jalan ke sana dengan paket hemat dan cuti cuma 1 hari. Format awal adalah gw, Pram ama Laksmie. Iseng2 nawarin ke temen kuliah, ternyata Risa dan Hariadi ikut juga, trus sebenarnya ada 1 temen Laksmi dari Bangkok mau gabung, tp trus ga jadi.

Perjalanan dimulailah dan pada Sabtu Siang dah mendarat di Phuket. Kita sudah book penginepan di Phuket City Apartment yang ternyata kamarnya guede banget. Dipake ber 3 juga masih cukup dan harga hanya sekitar Rp 350/malam. Menuju hotel, kita gunakan taxi seharga THB -bukan The Hertha Bastiawan- 700. Pas keluar pertama dari bandara, ilham yang terlintas atas Phuket adalah, "Kok mirip suasana Karawang ya?". Sialnya di pertengahan jalan si sopir taxi mampir ke biro perjalanan yang ternyata dia kongkalikong untuk ngiklanin program ke Phi Phi Island yang diadakan ama biro itu. Si mbak-mbaknya semangat banget ngomong ngalor-ngidul, ini gak tau kita udah pada capek aja. Dan yang jelas, kita gak mau ke Phi Phi Island (apalagi pipis di island) karena makan waktu 1 hari perjalanan (8am - 3pm), padahal kita cuma full hari minggu thok di Phuket.



Perjalanan hari pertama kita coba pilih random pantainya yaitu Kata Beach. Oh ya, phuket itu mayoritas wisatanya adalah wisata pantai. Nah, maksud hati pingin naek bus ke Kata. Eh salah baca peta malah nyasar ke terminal antar kota. Akhirnya kita mulailah debut menyewa tuktuk seharga THB 400 ke Kata. Kata beach pantainya sepi, tapi pasirnya putih banget. Dari Kata inilah dimulai karir Laksmie sebagai peminta tolong foto kepada turis laen biar kita bisa foto ber-5. Lepas sunset, kita coba nikmati banana pancake dan bakar2an daging di pinggir jalan. Setelah itu, kita coba susuri jalanan umum Kata dan mampir nyari oleh2 kayak snow globe, gantungan kunci ma magnet kulkas. Karena masih lapar jam 8 kita makan di salah satu cafe yang jual Tomyam di Kata. Ternyata rasanya beda ama yang biasa dijual di Indonesia..

Hari kedua, mengingat dan menimbang azas penghematan daripada harus ngecer tuktuk terus menerus, akhirnya kita sewa Jazz seharga THB 1200 + THB 800 untuk bensin full tank. Sebagai driver adalah Risa dan Hariadi. Ketakutan bahwa harus pake SIM internasional, gw tutup dengan alasan di SIM A kita dah ada tulisan driving license berarti itu SIM internasional, padahal ya enggak gitu, hehe. Posisi gw, tetep pada navigator dan pembaca peta. Tujuan pertama sebenarnya ke Shirinat National Park. Tapi di tengah jalan, mampir dulu ke Thalang National Museum. Mengingat harga yang mahal yaitu THB 100, akhirnya kita pata poto aja di sana plus di samping si Jazz. Setelah dari museum, kita coba ke Wat Phranom untuk sekedar poto2 dan pinginnya lanjut ke waterfall. Eh apa daya mbayar THB 200/orang, mahal pisan euy. So balik kanan ke Shirinat aja. Berbekal peta yang tentunya gak buta buta amat, kita melintasi jalanan penuh sawah dan sedikit berbukit bahkan sampe liat ada ular melintas (yg lain mgkn gak liat). Akhirnya sampe lah di Shirinat, dan tenyata tamanya gak jelas yang mana. Akhirnya kitapun ngabisin siang di Nanyai Beach dan makan bakar2an di situ juga meski sekali2 diganggu anjing liar.

Sesi siang dilanjutkan ke Boat Lagoon yang ternyata merupakan dermaga bagi kapal2 pesiar mini di Phuket. Gak lama di situ trus kita lanjut ke ujung bawah Phuket untuk nyari Big Budha. Ternyata banyak jalan lobang dan berliku plus terjal dan mendaki kayak Iwan Fals untuk dapat menuju Big Budha. Awalnya gw kita gak gede2 amat, eh ternyata gede bangunannya dan saat ini masih dalam tahap penyelesaian. Big Budha itu juga didirikan atas sumbangsih beberapa negara termasuk Indonesia yang benderanya ditaruh nyelip di parkiran mobil (ini nyumbangnya dikit kayaknya). Di situ rencananya juga akan dibangun patung Budha dari kuningan plus patung kuda tunggangannya. Karena haus, kita coba nikmati kelapa muda seharga THB 20 aja, mantap. Abis dari Big Budha, kita isi perut dulu di KFC dan lanjut menikmati suasana Karon Beach plus beli tambahan oleh2.

Malamnya kita coba nonton Phuket Fanta Sea yaitu semacam pertunjukan tari2an dan teknikal yang khas dari Phuket. Kita sengaja go show aja, karena feeling gw jauh lebih murah dari yang ditawarkan ama agen2. Letak Phuket Fanta Sea agak jauh dari Karom, karena harus nyusuri Phatong beach, Kamala beach dan Kalim beach. Tp karena kehandalan sang pembaca peta, halah, akhirnya nyampe juga di sana. Kita beli tiket yang murah aja tanpa buffet seharga THB 1500 plus tambah THB 250 biar dapat gold view. Saran kalo mau nonton, carilah seat di row I atau J di golongan gold karena di situ best view. Phuket Fanta Sea ternyata selain pertunjukan kabaret juga dilengkapi kios2 di sekitarnya yang menawarkan oleh2 dan juga koleksi beberapa hewan (termasuk white snake di atas kepala kita), jadi mirip toko2 yang ada di sekitar dufan. Ternyata pertunjukan Phuket Fanta Sea memang dikemas menarik dan isinya berganti2 dari tari2 tradisional, trapeze, sulap hingga teatrikal yang dihiasi dengan backdrop atau latar yang dapat diganti2 secara mechanical.

Esok harinya perjalanan di Phuket ditutup dengan naksi di pagi2 buta sebelum fajar menyingsing biar tidak ketinggalan pesawat jam 8am. See you in Laos..

2 comments:

  1. Anonymous11:05 pm

    I love this blog mas, thanks :). Terasa 'feel' jalan2nya kalau dibaca2 + lucu aj comment kamu itu.
    So, where's the next destination? Laos? Hmmm...

    ReplyDelete
  2. www.herthab.blogspot.com4:08 pm

    Thanks atas comment-nya. Apapun yang bisa dan sempat dituliskan terutama tentang hal-hal yang menarik akan tertuang di blog ini. Yah, kalau tidak ada halangan, next trip adalah Laos.

    ReplyDelete