Dengan berbekal keberuntungan dapat tiket kira2 1 jeti untuk 4 penerbangan (JKT-KL PP dan KL-VIENTIANE PP), akhirnya gw dan Ihsan memulai tour de Laos tanggal 12-16 Mei kemarin. Di mana ada harga penerbangan murah menuju suatu negara baru, gw akan berusaha menuju ke sana. Transit dulu di Bukit Bintang, Malaysia kita disuguhi atraksi menarik yaitu pagelaran Piala Thomas-Uber 2010. Sayang, waktu itu tim Indonesia sudah berlaga, namun nonton partai Thomas Malaysia-Denmark juga tak kalah serunya yang berakhir dengan skor 3-2 untuk kewiraan (bukan nama kuliah tapi berarti kemenangan in Malay) Malaysia.
Tour de Laos hampir saja pupus karena kita sampe LCCT itu 35 menit sblm keberangkatan padahal batas check in itu 45 menit, tp akhirnya dengan lobbying Mr Ihsan, kita pun bisa mendarat di bandara Vientiane dengan mulus dan disambut udara panas sekitar 37 derajat Celcius.
Hari perrtama kita nginep di daerah pesisir sungai Mekong. Acara langsung diisi dengan jalan malam dan makan di bantaran sungai Mekong. FYI di Laos berlaku 3 mata uang yaitu Kip, Baht dan US Dollar. Abis makan kita lanjutkan dengan menyusuri pesisir Mekong melihat istana kepresidenan Laos dan Wat Sisaket (Wat = candi).
Keesokannya kita sewa sepeda mini sekitar 30.000 Kip 1 buah atau setara Rp 34.000 untuk mempersingkat waktu perjalanan dan melanggar2 aturan lalu lintas dengan mudah hehe. Tujuan kita hanya pata poto di sekitar obyek Vientiane. Kita susuri Sethanirat Rd hingga mencapai Presidential Palace lagi, obyek foto pertama sukses. Lanjut ke arah utara menuju monumen perjuangan Laos yang bernama Patu Xay. 2 Obyek udah kita abadikan. Akhirnya sepeda ria pagi hari kita tutup dengan pata poto di candi kecil bernama That Dam.
Hari kedua kita berencana ke Vang Vien, salah satu provinsi yang menempuh waktu sekitar 4 jam dari Vientiane dengan menggunakan bus seharga 75.000 kip. Nah, di Vang Vien kita bisa menyewa sebuah guest house yang setara hotel bintang dua hanya dengan 60.000 kip. Alat transportasi yang kita gunakan di Vangvien adalah sepeda motor dengan harga sewa 60.000 kip. Obyek utama di sana adalah arung jeram dan red cliff yaitu suatu lembah yang memiliki banyak gua alami. Bersenjatakan motor sewaan, kita susurin jalan pasir, berlobang dan bahkan kadang melewati kerumunan sapi hingga harus garuk2 badan karena kemasukan serangga sawah. Kita cari spot2 bagus di sekitar lereng2 pegunungan yang ada di VangVien itu. Kita gak sempat melakukan arung jeram atau kayaking karena butuh one day tour untuk melakukan aktivitas itu atau butuh 3 hari sendiri nginep di Vangvien.
Hari ketiga pagi, kita isi dengan memasuki salah satu gua yang ada di resort deket guest house kita. Setelah itu, kita kembali lagi ke Vientiane dengan menggunakan tuktuk yang kita charter ke That Luang (icon Laos) hingga bandara. That Luang itu semacam candi yang terbesar di Laos. bangunannya didominasi dengan warna kuning dan mungkin dibuat dari semacam semen. Di situ juga katanya ada museum tapi yang kita temui hanya pecahan2 candi yang digeletakkan di sisi That Luang. Habis mengelilingi 4 sisi That Luang, kita pun beranjak ke bandara menuju Kuala Lumpur.
Sebenarnya ada 1 obyek terkenal di Laos yang layang dikunjungi yaitu Luang Prabang, tapi mengingat jarak tempuh ke sana yang cukup lama yaitu 12 jam, kita skip obyek itu. Gw kan aliran kuantitas, asal ngecap stempel negara di paspor dan gak perlu ngiterin semua obyek di negara itu. Sudah 6 negara gw kunjungi dari target 30 negara.
No comments:
Post a Comment