Satu Berkah

Mohon cerita ini tidak dibaca pada saat makan, minum atau ada anak2 di bawah 17 tahun.

Minggu kemaren gue bikin kajian di hotel Millenium. Dengan semangat 45 gue coba melakukan analisa kajian tersebut lagi. Tapi kok ya lambung gue kembali lagi berulah gara-gara asam lambung lagi naek kayaknya. Padahal stock makanan udah bejibun dari cap cay toko tiga, black forest dan sejenisnya ampe nasi uduk kebon kacang. Semua udah gue lahap, tapi kok ya si lambung gak tidak kompromi. Efek sampingnya, gue jadi gak bisa konsen penuh ke kajian dan mata gue jadi cepet memberat. Jadilah gue tampil apa adanya dalam kajian tersebut.

Nah pagi2 gue langsung cabut karena gue harus mandi di kosan. Gue kan lagi paket hemat dan gak bawa salinan di hotel itu. Kurang lebih jam 7, gue pun pulang ke kosan. Setelah mandi gue bingung pilih kemeja. Akhirnya gue pake kemeja ijo dan dasi ijo. Nah pas pake celana item, dengan semangat gue masukkan kaki kanan gue dan gue tarik. "Krekkkkk" celana gue nyangkut di jempol gue yang cantengan* dan kukunya copot dengan sukses. Untung gak sakit. Berkahnya apa, gue jadi lega karena cantengan gue bisa sembuh paling tidak dalam 6 bulan mendatang nunggu kuku baru gue tumbuh. Mudah2an kuku gue membentuk jalur yang gak bikin sakit.

*) Cantengan adalah penyakit tidak menular. Cantengan terjadi pada kuku yang dipotong terlalu pendek sehingga waktu kukunya bisa menusuk kulit pada saat tumbuh kembali. Akibatnya bisa menimbulkan luka dan bengkak serta capek lesu, loyo dan gampang tidur (kayaknya 3 hal terakhir itu kurang berkorelasi). Cantengan juga bisa disebabkan oleh gaya gesek yang diperoleh dari ujung sepatu yang terlalu sempit. Untuk mencegahnya konon disuruh melapisi minyak tanah pada ujung2 kuku jempol kaki (tapi resep ini tidak diijinkan untuk dikonversi ke gas). Cantengan bisa dicegah dengan memakai sandal jepit atau kekantor nyeker**. Info terakhir cantengan ini adalah trademark gue yang konon terkenalnya melebihi ketenaran nama gue.

**) Nyeker (jawa) itu tidak pake alas kaki sama sekali.