Saturday, September 19, 2009
Gading-Gading Ganesha (3G)
Tak seperti biasanya, gw susah tidur waktu naek kreta. Untung gw punya senjata cadangan yaitu buku bacaan. Kali ini senjata yg gw keluarkan adalah buku Gading-Gading Ganesha yang dikarang ama dosen gw di TI dulu pak Dermawan (meski gw gak pernah diajar beliau). Fantastisnya, gw bisa namatin buku dengan ketebalan 390 halaman itu sebelum nginjakin kaki di rumah gw (ini karena gw bacanya lg cepet atau kampung gw yang jauh banget, emang beda tipis hal itu :P).
Gw coba sorotin singkat isi buku ini, soalnya kalau runtut entar gw dituduh ga menolong almamater :). Isinya tentang pertemanan multi ras yang terjadi di ITB dan pertemanan itu abadi dibawa hingga mahasiswa2 itu lulus. Buku ini bener2 membeberkan sisi umum mahasiswa ITB seperti, kadang harus survive untuk bertahan hidup dengan uang yang ada (itu dulu, gak tau sekarang), trus orangnya unik2. Kalau lo punya temen anak ITB, pasti ada sisi nylenehnya (termasuk gw). Di buku ini diungkap bahwa kenylenehan mahasiswaITB mungkin karena kelebihan penyaluran volume otak jadi harus ngerjain hal2 yang gak penting dan aneh2 seperti lempar2an air saat wisudaan, berantem setiap lomba bola Amisca Cup dan suka nyuit2in cewek cakep yang melintas di depan himpunannya. Di sini juga disinggung kalau mahasiswa ITB itu selalu disambut dengan kata2, "Putra-putri terbaik bangsa", kata2 yang sering membuat kita arogan tapi uniknya dari setiap kearoganan individu ITB itu justru yang membuat kita taambah akrab. Bukti nyatanya G-Pro alias Ganesha Probolinggo sampek sekarang selalu akrab kalau kumpul2 dan rutin mengadakan pertemuan. Membaca buku ini jadi inget masa2 berat kuliah di Institut cap gajah duduk ini.
Buku ini juga mengejawantahkan bahwa idealisme jaman mahasiswa kala udah berada di dunia kerja dapat luntur dengan hal-hal yang bersifat materi. Kita bisa berbalik 180 derajat dari kondisi susah saat kuliah dulu.
Kalau sedikit mengulik kesalahan kecil pada buku ini, ada 2 hal yg mungkin mengganjal bagi gw yaitu:
1. Diceritakan kalau 1 dari 6 mahasiswa ITB di buku ini lulus ontime. Nah yang bikin gw bertanya versi ontime nya adalah 5 tahun trus batas DO adalah 7,5 tahun. Jaman gw yg namanya lulus ontime itu 4 atau 4,5 tahun dan batas DO itu 7 tahun.
2. Diceritakan kalau Mahagotra Ganesha didirikan oleh Jero Wacik pada tahun 1970. Namun buku ini menulis bahwa kelak 20 tahunan pendirinya menjadi Menpar. Harusnya 30 tahun, karena kalau 20 tahun dari 1970 mungkin Menpar masih Joop Ave atau Gde Ardike.
Buku ini juga menyirati bahwa alumni ITB jangan sampai menumpang pada Gajah gemuk yang lama2 mulai kurus. Dan katanya buku ini akan difilmkan. Kalau bakal difilmkan mungkin bisa jadi kasusnya mirip ama Jomblo, cerita tentang ITB, bukunya dikarang anak ITB, soundtrack digarap ama anak ITB juga sayang aktor, aktris dan sutradaranya bukan dari ITB. Yah, sebagai bagian dari institut cap gajah duduk ini, gw sih masih sebatas gading Ganesha yang rawan retak. Gw belum menjadi gajah gemuk yang seutuhnya seperti lambang ITB.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment