Wednesday, December 23, 2009

Lost in Kampuchea

Sebenarnya flight gw direct ke Ho Chi Minh tgl 11 Des malem. Tp esok harinya gw rencanakan lagnsung ke Phnom Penh, Kamboja naek bus Capitol seharga USD 10. Di perbatasan warga Indonesia harus bayar visa USD 20 (tp prakteknya USD 25 biasalah kondektur bus minta jatah) buat masuk Kamboja. Padahal seingat gw, negara ASEAN itu bebas visa.

Nyampe Kamboja, gw gak terlalu panik karena liat kontur jalannya rasanya gak berbelit2. Selain itu penamaan jalan yang menggunakan nomor urut (misal 111th street) membuat gw lebih gampang menyusuri jalan. Hanya jalan gede yang dinamai bukan dengan nomor, seperti Sihanouk Boulevard dan Charles de Gaule Boulevard. Kamboja memberlakukan dual currency y[Photo]aitu US Dollar dan Kamboja Riel. Namun, kebanyakan toko2 memberlakukan mata uang Kamboja sebagai penanda bayarnya.

Objek yang gw sasar pertama adalah National Museum dengan biaya USD 3. Museum ini berisikan arca2 yang ditemukan di seantero Kamboja seperti Seam Reap dan Phnom Penh. Kebanyakan merupakan peninggalan agama Hindu dan banyak yang menggambarkan patung Siwa, Wisnu dan Brahma. Namun, patung2nya banyak banget yang sudah cacat. Yah masih bagus Museum Nasional (d/h Museum Gajah) lah. Beranjak dari National Museum, gw susurin sisi luar Royal Palace yang merupakan kediaman raja Kamboja. Biasalah sedikit foto2 narsis di depan gerbang (berhubung gw sebatang kara ke sananya jadi semua do it by myself, hehe).
Abis itu gw harus naik tuktuk seharga USD 10 untuk kliling ke Killing Field-nya era Pol Pot plus jalan2 ke kota. Sebenarnya kalo naek bus biaya cuma USD 3, tapi waktunya ga bersahabat. Bus hanya ada jam 9 a.m, 12 a.m dan 2 p.m. Nuansa mistis udah tercium kala memasuki gerbang Killing Field. Dalam lemari digeletakkan entah berapa ratus tengkorak manusia hasil pembantaian dan itupun disusun dalam beberapa lantai. Di bagian bawah lemari tengkorak ada bekas2 pakaian korban yang konon pada waktu evakuasi harus dibersihkan dulu dengan deodorant untuk menghilangkan bau anyir. Di lahan ini juga diberikan denah mengenai tempat eksekusi para korbannya. Dan korbanya pun bervariatif dari turis, penyanyi, menteri, petani hingga orang kaya pun ada.[Photo]Dari Killing Field gw lanjutin ke toko souvenir trus cari penginepan. Akhirnya dapat Capitol Guest House seharga hanya USD 5.

Malamnya gw lanjutin dengan jalan untuk pergi ke arah Old Market di area riverside untuk cari souvenir yang lebih murah. Sistem jual-beli di Old Market adalah tawar menawar dengan nominal dalam USD. Di sinilah gw penuhi permintaan temen2 mulai dari kaos, gantungan kunci, magnet kulkas sampai snow globe. Untung gw beli snow globe di sini, kalo ngandalin di Ho Chi Minh ternyata malah gak ada. Esoknya tanggal 13 Des gw balik ke Ho Chi Minh naek Bus lagi yang jam 6.45 am. Pas di perbatasan gw terpaksa jalan, karena si bus tau2 ninggalin gw. Untung aja bus itu belum lewat perbatasan, kalo udah wah gw bisa dideportasi soalnya pasport gw masih dibawa ama kondekturnya.

No comments:

Post a Comment