Ini sebenarnya maenan anak kecil, tapi karena teman gue Arya iseng ngajak kita maen pas puasa. Dari jam 2 siang ampe jam 5 sore, full maen. Jadi tinggal 1 jam lagi nunggu buka, hehe (maen di kamar ber-AC lagi). Jadilah gue, Arya, Pandu (sepupu Arya) ama Anggit (sohib gue) membuka lagi lembaran masa lalu gue dengan maen monopoli. Pertama2 yang harus disiapkan waktu itu adalah menyamakan persepsi tentang aturan maen monopoli (lumayan dapat pelajaran bermusyawarah). Awalnya aturan itu kayak gini :
- Dadu 3 kali berturut2 sama, masuk penjara. Masuk penjara harus bayar 50 dan dilewati 1 putaran. Kalo gak mbayar, dilewatin 3 putaran. Nah, ini kadang ada yang sengaja masuk penjara biar gak membayar sewa lagi.
- Kalo pemain bangkrut, kekurangan duit akan dibayarin bank.
- Pemenang adalah yang terakhir tetep ada duitnya atau yang mempunyai aset (definisinya tanah, rumah dan duit) terbanyak pas permainan berakhir.
- Injeksi likuiditas bisa dilakukan kalo ada 2 pemain yg lagi kekurangan dan 2 pemain yang kaya memperbolehkan (tapi kelamaan aturan ini kita hapus).
- Injeksi likuiditas bisa dilakukan kalo ada 2 pemain yg lagi kekurangan dan 2 pemain yang kaya memperbolehkan (tapi kelamaan aturan ini kita hapus).
Seiring waktu, bergabunglah Azwar (temen SMA gue) dan Yusuf (sepupu Arya juga) bergabung dalam Monopoli Club dan selalu aktif bergabung dalam Rajungan Cup. Aturan pun bergeser menjadi yang gak penting2 seperti :
- Duit denda hasil pajak ataupun pembayaran Community Chest dan Chance ditaruh di tengah. Pemain yang masuk parkir bebas boleh mengambil duit tsb. Awalnya duit tengah tidak dibatasi, namun menghindari adanya pemain yang kaya mendadak, duit tengah dibatasi sebesar 500 kalo 4 pemain dan 400 kalo 4 pemain.
- Tanah bisa dihipotekkan dengan separuh harga. Kalo ada pemain lain yang menempati tanah tsb, bebas tidak membayar. Tanah bisa dimiliki lagi kalo sudah ditebus.
- Rumah boleh dijual lagi untuk menambah likuiditas.
- Aset dibatasi sebanyak 4 tanah kalo ada 5 pemain. Namun kalo udah punya 4 tanah dan pingin beli tanah yang berprospek lagi, boleh melego salah satu tanah yg dimiliki tentunya.
- Lama-lama peraturan jd tambah gak penting, kayak mendahului denda 50, lupa dalam 2 giliran tidak menagih sewa membuat si penyewa bebas tagihan, memberi info yang salah denda 50, sampai pernah mengganggu konsentrasi lawanpun didenda 50.
Sepanjang sejarah pemenang Rajungan Cup sebagai berikut :
I. Gue dong
II. Yusuf (gue gak ikut)
III. Anggit (penentuannya karena kelamaan dan udah jam 22.30, gue nyerah jadi No 2)
IV. Azwar (vini vidi vici, gue beraset bagus, tp Yusuf terbatas waktu, jd tpaksa diselesekan)
V. Arya (sekali lagi gue jadi no 2)
VI. Yusuf (gue juru kunci krn cuma punya 3 aset kroco - IV,V,VI dimainkan 1 hari!)
VII. Azwar (gue kalah tipis di injury time gara2 anggit dan gue menempati North Carolina dan harus mbayar @ 1050).
Ternyata monopoli juga membuat kita belajar untuk :
- Bermain bisnis
- Tidak pilih kasih
- Gambling dengan memperhatikan tanah mana yang kira2 sering ditempatin orang
- Matematika (kalo penentuan pemenang harus diitung dari aset)
- Konsentrasi (meleng dikit kena denda 50)
- Jangan rakus nawar aset orang (bisa2 kita balik
No comments:
Post a Comment