Hal yang gw nilai paling dahsyat di facebook adalah adanya cela2an antar user pada status yang dipublish. Selain itu, kenapa gw jg tertarik dengan situs ini karena situs friendster udah di-banned ama IT kantor gw :). Facebook juga lebih mudah digunakan melalui mobile-phone dan blackbery. Tapi atai2 dalam menaruh status atau meng-comment orang, salah2 bisa jadi berantem dan sejalan dengan semboyan Fcaebook, "Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat".
Bukti bahwa facebook menyihir dunia adalah majalah sekelas Tempo tak ragu untuk mengulasnya dalam hal etika ber-face book. Bayangkan ini majalah berita yang enak dibaca dan perlu menarasikan tata krama face book seolah2 gw sedang membaca majalah Kosmopolitan atau majalah kawanku aja. Itu menjadi bukti bahwa situs ini begitu bombastisnya sehingga Tempo-pun turun gunung mengulas dalam bentuk yang menurut gw bukan layaknya Tempo. Dalam liputanya, kita diberi warning untuk berhati2 dalam menaruh status facebook, tagging photo dan pembatasan informasi diri yang bersifat confidential (HP dll).
Selain itu, Kompas juga turun gunung minggu lalu mengulas situs ini. Setali tiga uang dengan Tempo, Kompas juga mengulas warning untuk hati2 meng-add permintaan new friend. Di sini juga diulas kalo situs ini efektif digunakan untuk melakukan kampanye caleg atau pimpinan lain karena Obama melakukan hal ini sebelum jadi Presiden US. Uniknya pada liputan Kompas ini, dari sekitar 1.964.580 pengguna facebook di Indonesia, liputan ini memuat sekitar 200 profile foto usernya dan konyolnya lagi si Idun kok ya terpilih dalam foto2 tsb (highlight merah). Selamat, ya Dun...
No comments:
Post a Comment